Entri Populer

Jumat, 01 April 2011

Identifikasi Karbohidrat

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

             I.      TUJUAN
Mahasiswa dapat mengelompokkan beberapa larutan yang termasuk ke dalam golongan karbohidrat berdasarkan sifat kimia dari karbohidrat.

          II.      DASAR TEORI
Istilah karbohidrat meliputi gula dan monomernya. Karbohidrat dapat didefinisikan secara kimia sebagai derivat aldehida atau keton dari alkohol polihidrik (lebih dari satu gugus OH) atau sebagai senyawa yang menghasilkan derivat-derivat ini pada hidrolisis.
Berdasarkan jumlah gugus gula penyusunnya, karbohidrat dibagi dalam 4 golongan utama, yaitu :
a.       Monosakarida
Monosakarida merupakan sakarida yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Monosakarida memiliki rumus umum CnH2nOn. gula-gula sederhana ini dapat dibagi menjadi triosa, tetrosa, pentose, heksosa, atau tergantung dari jumlah atom karbon yang dimiliki.. Contoh dari monosakarida adalah glukosa, galaktosa, pentose, xylosa, fruktosa, dan lain-lain.
b.      Disakarida
Disakarida adalah karbohidrat yang menghasilkan 2 molekul monosakarida yang sama atau berbeda bila dihidrolisis. Contohnya sukrosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain.
LACTOSE
 









       
 


                                                                                  
 Gambar 1. beberapa contoh dari disakarida

c.       Oligosakarida
Oligosakarida adalah karbohidrat yang menghasilkan 2 sampai dengan 8 monosakarida pada saat dihidrolisis. Contoh dari oligosakarida adalah glikoprotein.
d.      Polisakarida
Polisakarida merupakan makromolekul, polimer dengan beberapa ratus sampai beberapa ribu monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Beberapa diantara polisakarida berfungsi sebagai cadangan makanan, yang nantinya ketika diperlukan akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel. Arsitektur dan fungsi suatu polisakarida ditentukan oleh monomer gulanya dan oleh posisi ikatan glikosidiknya.

Pemisahan dan identifikasi karbohidrat dapat dilakukan dengan teknik kromatografi, akan tetapi terdapat sejumlah test-test kualitatif yang dapat dilakukan diantaranya :
1.      Uji Molish
Uji molish merupakan uji yang paling umum untuk pengetasan adanya karbohidrat dan senyawa organic lainnya. Pada uji ini asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan glikosidik, menghasilkan monosakarida yang akan didehidrasi menjadi furfural dan turunannya. Furfural mengalami sulfonasi dengan alpha naftol yang akan mengahsilkan cincin warna ungu kompleks (merah-ungu), yang menunjukkan adanya karbohidrat.

2.      Uji Benedict
Uji benedict dugunakan untuk pengetasan adanya gula pereduksi. Hasil tes ini memberikan endapan warna hijau, kuning, atau merah jingga yang memberikan perkiraan semikualitatif adanya sejumlah gula yang mereduksi.
3.      Uji Barfoed
Uji ini digunakan untuk membedakan monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Barfoed merupakan pereaksi bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida. Disakarida akan dapat dihidrolisis sehingga bereaksi positif dengan pemanasan yang lebih lama. Dengan kata lain untuk membedakan monosakarida, disakarida, polisakarida tergantung berapa lama pemanasan sampai terbentuk endapan tembaga oksidasi yang berwarna merah bata.
4.      Uji Bial
Uji bial untuk menguji adanya gula pentose. Pemanasan pentose dengan HCl pekat akan menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan ion feri. Hasil pemanasan akan menghasilkan warna biru hijau yang menunjukkan adanya gula pentosa.
5.      Uji Selliwanof
Uji selliwanof digunakan untuk menguji adanya gugus keton. Ketosa akan didehidrasi lebih sepat daripada aldosa. Furfural akan berkondensasi dengan recorcinol yang akan memberikan warna merah kompleks.
6.      Uji Iodium
Uji iodium digunakan untuk menguji adanya polisakarida. Pembentukkan warna biru menunjukkan adanya amilum, warna merah adanya glikogen, dan warna coklat menunjukkan adanya dextrin.




    III.         ALAT DAN BAHAN

1.      Alat

No
Alat
Jumlah
1.
Tabung reaksi
14 buah
2.
Pipet tetes
6 buah
3.
Rak tabung reaksi
1 buah
4.
Gelas ukur 10 ml
2 buah
5.
Lampu spirtus
1 buah
6.
Penjepit
1 buah
7.
Penangas air
1 buah
8.
Plat tetes
1 buah
9.
Kertas Label
secukupnya

2.      Bahan

1.      Larutan karbohidrat yang akan diuji
2.      Molish
3.      Asam sulfat
4.      Benedict
5.      Barfoed
6.      Bial
7.      Selliwanof
8.      Iodium
9.      Amil alcohol
10.  Asam nitrat






       IV.      HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

1.      Uji Molish
a.      Cara Kerja
 2 ml larutan karbohidrat yang akan diuji
 



                          
 Tabung reaksi
 
                                                                     Dimasukkan
 

                                           
5 tetes pereaksi molish  
 
                                                                    ditetesi
                             
 

                                                         dituangkan
1-2 ml asam sulfat pekat
 
                                                                               tabung reaksi dimiringkan
 

                                                         diamati
Warna pada batas kedua lapisan

 
     


             Copy (2) of tbnpt              untitled    Copy (2) of tabung&pipet

Gambar 2. Uji Molish


b.      Hasil Praktikum

Kode Larutan
Hasil
Indikator
A
++
Cincin ungu bias
B
++
Cincin ungu bias
C
+
Cincin ungu bias
D
++
Cincin ungu bias
E
+++
Cincin ungu sedang
F
+++++
Cincin ungu pekat
G
+
Cincin ungu bias
H
++
Cincin ungu bias
I
+
Cincin ungu bias


c.       Pembahasan
            Uji molish ini bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan glikosidik (merupakan uji umum karbohidrat).
            Pada uji Molish (pereaksi Molish terdiri atas larutan α naftol dan alkohol), terdapat cincin berwarna ungu diantara batas pada kedua lapisan zat cair yang terbentuk di setiap larutan karbohidrat. Hal ini disebabkan ikatan glikosidik pada  larutan karbohidrat dihidrolisis oleh asam sulfat, sehingga menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi furfural dan turunannya. Furfural mengalami sulfonasi oleh α naftol sehingga menghasilkan cincin berwarna ungu pada batas kedua lapisan zat cair.
            Pada larutan karbohidrat yang telah diuji, dapat diketahui bahwa semua larutan yang telah diuji  positif mengandung karbohidrat dengan terbentuknya cincin ungu. Perbedaan tingkat warna cincin yang terbentuk tergantung pada banyaknya konsentrasi furfural yang terbentuk dari hasil hidrolisis pada larutan karbohidrat yang kemudian mengalami sulfonasi dengan α naftol.

2.      Uji Benedict
a.      Cara Kerja
   2 ml reagen benedict
 




                                                       ditambahkan
7 tetes larutan uji karbohidrat
 



                                                                  dipanaskan
      Api spiritus
 



                                                                 didinginkan dan amati
 Perubahan warna dan endapan yang terjadi

 

                                                                          

     
             

Gambar 3. Uji Benedict


b.      Hasil Praktikum
Kode Larutan
Hasil
Indikator
A
+
Merah bata
B
+
Merah bata
C
+
Merah bata
D
+
Merah bata
E
-
-
F
+
Merah bata
G
-
-
H
+
Merah bata
I
+
Merah bata

c.       Pembahasan
            Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gula pereduksi, baik monosakarida atau disakarida. Pereaksi benedict mengandung kuprisulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Gula pereduksi dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Pada praktikum uji benedict terhadap beberapa karbohidrat A (amilum), D (laktosa), dan J (glikogen) tidak terjadi endapan, hal tersebut disebabkan karena larutan karbohidrat tersebut bukan termasuk gula pereduksi. Sedangkan pada larutan karbohidrat C (glukosa), E (xylosa), F (laktosa), G (galaktosa), H (maltosa), dan I (fruktosa) terdapat endapan berwarna merah. Hal ini disebabkan larutan tersebut merupakan gula pereduksi karena dapat mereduksi ion Cu+  kemudian mengendap menjadi Cu2O yang berwarna merah. Perbedaan tingkat warna pada endapan yang terbentuk, tergantung pada konsentrasi gula pereduksi yang terdapat dalam masing-masing larutan karbohidrat.


3.      Uji Barfoed
a.      Cara Kerja
   2 ml reagen barfoed
 



                                                                             Ditambahkan
    1 ml larutan uji karbohidrat
 

                                                              
                                     dipanaskan
Penangas air
 




                                                                            diamati
Endapan berwarna merah bata
 



                        Copy (3) of tabung&pipetCopy (6) of tabung&pipetCopy (2) of tabung&pipet
Gambar 4. Uji Barfoed

         
b.      Hasil Praktikum
Kode Larutan
Hasil
Indikator
A
-•
-
B
++•
Endapan merah
C
-•
-
D
++•
Endapan merah
E
-•
-
F
+++*
Endapan merah
G
-•
-
H
-•
-
I
++•
Endapan merah

Keterangan :
+    =  Semakin banyak maka semakin jelas
-          =  Tidak ada cincin ungu
     =  Terjadi perubahan warna
*    = Tidak terjadi perubahan warna
c.       Pembahasan
        Uji barfoed bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gula pereduksi pada monosakarida. Pereaksi barfoed terdiri atas larutan kupriasetat dalam air. Pada uji barfoed, pereaksi barfoed ditambahkan dengan larutan karbohidrat, kemudian panaskan dalam penangas air selama kurang lebih 5 menit. Larutan yang mengalami endapan antara lain, C (glukosa), E (xylosa), G (galaktosa), dan I (fruktosa). Hal tersebut dikarenakan pada larutan karbohidrat tersebut merupakan monosakarida yang dapat mereduksi Cu+ menjadi endapan Cu2O yang berwarna merah. Sedangkan pada larutan karbohidrat A (amilum), B (dextrin), D (sukrosa), F (latosa), H (maltosa), dan J (glikogen) tidak terbentuk endapan merah, karena larutan tersebut bukan monosakarida, maka diperlukan pemanasan yang lebih lama untuk pemutusan ikatan glikosidik sehingga dapat mereduksi dan terbentuk endapan.

  1. Uji Bial
a.      Cara Kerja
2 ml Reagen Bial
 



1 ml Karbohidrat
 
                                                      ditambahkan
 

                                                 
Pemanas spirtus
 
                                                      dipanaskan hingga mendidih

 

Perubahan warna
 
                                                    diamati
                                                                               dinginkan

1 ml amil alkohol
 
                                                     ditambahkan
 

                                                                         dikocok
Diamati perubahan yang terjadi
 
 



                

Gambar 5. Uji Bial

b.      Hasil Praktikum
Kode Larutan 
Hasil
A
-
B
-
C
-
D
+
E
-
F
-
G
-
H
-
I
-
Keterangan :
+ Warna biru kehijauan pada lapisan hasil reaksi menunjukan gula tersebut termasuk gula pentosa.
-          Tidak ada warna biru kehijauan menunjukan tidak termasuk gula pentosa.

c.       Pembahasan
Uji bial bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gula pentosa dalam karbohidrat. Jika gula pentosa dipanaskan dengan HCl akan terbentuk furfural yang kemudian berkondensasi dengan orcinol dan ion feri, sehingga menghasilkan warna biru hijau. Pada prinsipnya pentosa-pentosa hampir secara kuantitatif semua terdehidrasi menjadi furfural.
Pada praktikum yang kami lakukan yang menujukkan postif warna biru-hijau hanya pada larutan karbohidrat D (Xylosa) dan pada praktikum kami menambahkan amil alcohol, tujuannya adalah untuk memisahkan mana yang dapat larut dalam air dan mana yang larut dalam alkohol.

  1. Uji Selliwanof
a.      Cara Kerja
 


                                           diteteskan
 



Penangas air selama 30 menit



 
                                            dipanaskan

   

Perubahan warna yang terjadi
(warna merah kompleks)

 
                                                                 diamati



                                             

Gambar 6. Uji Selliwanof

b.      Hasil Praktikum
Kode Larutan
Warna Awal
Hasil
Warna Akhir Setelah Dipanaskan
A
Bening
-
Bening
B
Bening
+

C
Bening
-
Bening
D
Bening
++
Kekuningan
E
Bening
+++
Merah marun
F
Bening
++++
Merah marun
G
Bening
-
Bening
H
Bening
-
Bening
I
Bening
-
Bening

Keterangan :
Selliwanof : Warna merah merupakan indicator gula ketosa (keton) dimana E an F termasuk karena setelah reaksi berubah warna menjadi merah.
+    Indikator kepekatan warna.
-          Tidak ada warna (bening)

c.       Pembahasan
Uji selliwanof bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gugus ketosa pada suatu karbohidrat.dari hasil praktikum yang menunjukkan positif warna merah adalah larutan karbohidrat E (sukrosa) dan F (fruktosa) maka larutan tersebut mengandung gugus ketosa. Sedangkan pada larutan-larutan yang lain tidak positif berwarna merah, sehingga tidak mengandung gugus ketosa.

  1. Uji Iodium
a.      Cara Kerja
 


                                       diteteskan
 


                                       tambahkan
 







b.      Hasil Praktikum
Kode Larutan
Warna akhir Setelah diberi Iodiom (warna kuning)
A
kuning
B
kuning
C
kuning
D
kuning
E
kuning
F
kuning
G
Biru kehitaman
H
Merah kecoklatan
I
kuning

c.       Pembahasan
Uji iodium bertujuan untuk mengidentifikasi adanya polisakarida. Pada uji iodium, berdasarkan literature jika larutan ditambahkan dengan iodium menghasilkan warna biru kehitaman, maka larutan tersebut mengandung amilum (merupakan polisakarida sebagai cadangan makanan pada tumbuhan). Jika larutan ditambahkan iodium menghasilkan warna merah, maka larutan tersebut mengandung larutan glikogen (merupakan poliskarida sebagai cadangan makanan pada hewan). Dan jika larutan ditambahkan iodium menghasilkan warna merah coklat, maka larutan tersebut mengandung dextran (polisakarida pada ragi dan bakteri).
Pada hasil praktikum, yang menunjukkan adanya warna biru kehitaman , merah, dan merah coklat adalah pada larutan G (biru kehiitaman) dan H (merah kecoklatan). Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua larutan tersebut merupakan polisakarida.

  1. Uji asam Mukat

a.      Cara Kerja
 


                                           dimasukkan
 


1 ml air dan 1 ml asam nitrat pekat

 
                                          hkan                                ning)                                i umum karbohidrat)ditambahkan

 

Penangas air
 
                                          dipanaskan

                                                                selama 1-1,5 jam
5 ml aquades
 
                                        ditambahkan

                                                        diamkan selama 1 malam
Amati perubahan yang terjadi dengan mikroskop
 
 





                              
                                         

Gambar 8. Uji Asam Mukat

b.      Hasil Praktikum
Berdasarkan hasil praktikum asam mukat yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Pembentukan endapan kristal asam mukat terjadi pada campuran galaktosa yang kristalnya berbentuk balok sedangkan pada campuran  glukosa tidak terjadi endapan kristal asam mukat.

c.       Pembahasan
Uji asam mukat bertujuan untuk mengidentifikasi adanya galaktosa. Hal  ini dikatakan karena pada uji asam mukat terjadi proses oksidasi asam nitrat pekat dan dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asam mukat yang kurang larut dalam air berupa kristal asam mukat yang mudah dimurnikan dan diketahui bentuk kristal maupun titik leburnya. Berbeda halnya bila dibandingkan dengan asam sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa tidak membentuk kristal asam mukat.





























V. GAMBAR-GAMBAR HASIL PRAKTIKUM
1. Molish hasil A, B dan E









2. Benedict A, B, E dan F








3. Bial semua bahan uji








4. Seliwanof







5. Iodium









6. Kristal Asam Mukat




VI.             PERTANYAAN DAN JAWABAN

1.      Tuliskan semua hasil pengamatan yang saudara dapatkan!
Jawab: Hasil pengamatan sudah tercantum diatas.

2.      Tuliskan bahan manakah yang cepat bereaksi pada uji Benedict!
Jawab: Bahan yang cepat bereaksi pada uji Benedict : Fruktosa, xylosa, glukosa, maltose, galaktosa, laktosa.

3.      Mengapa terjadi reaksi warna yang tidak bersamaan pada uji Benedict?
Jawab: karena kecepatan reaksi tergantung pada kereaktifan gula pereduksi yang terdapat pada masing-masing larutan. Pada umumnya monosakarida yang merupakan gula pereduksi lebih cepat bereaksi daripada disakarida yang bukan merupakan gula pereduksi.

4.      Setelah pemanasan 5 menit dalam air mendidih, adakah bahan yang tidak bereaksi pada uji Benedict. Mengapa?
Jawab: Setelah pemanasan selama 5 menit, terdapat beberapa bahan yang tidak bereaksi dengan Benedict, antara lain sukrosa dan kanji. Hal ini disebabkan karena kedua larutan tersebut bukan gula pereduksi yang dapat mereduksi ion Cu+ kemudian mengendap menjadi Cu2O yang berwarna merah.

5.      Samakah warna yang terbentuk untuk masing-masing larutan yang diuji  pada uji Benedict? bila tidak sama, mengapa?
Jawab: Warna pada masing-masing larutan yang diuji pada uji Benedict berbeda-beda, karena perbedaan warna ini menunjukkan kuat tidaknya gula pereduksi. Jika larutan semakin merah bata, maka semakin kuat gula pereduksi tersebut.


6.      Bandingkan hasil pengamatan dari uji Benedict dengan Barfoed!
                  Jawab: Endapan tembaga oksida pada uji Barfoed warnanya lebih merah bata dibandingkan dengan warna endapan yang terdapat pada uji Benedict.

7.      Setelah pemanasan 5 menit dalam air mendidih, adakah bahan yang tidak bereaksi pada uji Barfoed. Mengapa?
Jawab: Setelah pemanasan selama 5 menit, terdapat bahan yang tidak bereaksi pada uji Barfoed antara lain sukrosa, maltosa, laktosa, dan kanji, karena pada uji Barfoed melibatkan pemanasan yang berfungsi memecah rantai ikatan gula. Semakin kompleks ikatan gula, maka semakin lama waktu pemanasan yang diperlukan untuk memecah rantai ikatan gula. Pada uji Barfoed ini, pemanasan dilakukan dalam waktu yang sama untuk setiap larutan karbohidrat, maka larutan karbohidrat yang memiliki ikatan gula yang lebih kompleks (polisakarida dan oligosakarida) tidak akan berubah dalam rentang waktu tersebut (5 menit).

8.      Apa fungsi dari amil alcohol pada uji bial?
Jawab: Amil alkohol pada uji Bial berfungsi untuk menstabilkan warna larutan dan memisahkan fase air dan lemak.

9.      Jika dilakukan pemanasan yang lebih lama, apakah uji bial menunjukkan hasil yang positif pada beberapa larutan yang diuji?
Jawab: Jika dilakukan pemanasan yang lebih lama pada uji Bial, tidak akan menunjukkan hasil yang positif pada beberapa larutan yang diuji.

10.  Pada uji selliwanof, mana diantara larutan yang cepat memberikan reaksi positif? Mengapa?
Jawab: Fruktosa, karena fruktosa mengandung gugus keton yang akan bereaksi cepat terhadap Selliwanof.
11.  Mengapa pada uji iodium, dihasilkan warna yang berbeda?
Jawab: Karena terdapat perbedaan banyaknya monosakarida yang terkandung dalam setiap karbohidrat (polisakarida) yang diuji. 

12.  Apa fungsi asam nitrat pekat pada uji asam mukat?
      Jawab: Untuk mempercepat proses oksidasi.

 V.               Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan identifikasi karbohidrat yang telah dilakukan, dapat diketahui karakteristik larutan karbohidrat yang digunakan.
Jenis Karbohidrat
Nama Karbohidrat
Reaksi
Monosakarida
Fruktosa
Positif uji Molish. Mereduksi reagen Benedict, Barfoed, Selliwanof (gugus keton), gula pereduksi
Glukosa
Positif uji Molish. Mereduksi reagen Benedict, Barfoed, gula pereduksi.
Galaktosa
Positif uji Molish. Mereduksi reagen Benedict, Barfoed, gula pereduksi.
Xylosa
Positif uji Molish. Mereduksi reagen Benedict, Barfoed, gula pereduksi, gula pentosa
Oligosakarida
Sukrosa
Positif uji Molish dan uji Selliwanof (gugus keton). Bukan gula pereduksi
Maltosa
Positif uji Molish. Gula pereduksi
Laktosa
Positif uji Molish. Gula pereduksi.
Polisakarida
Glikogen
Positif uji Molish. Positif uji iodium menghasilkan warna merah – coklat.
Amilum
Positif uji Molish. Positif uji iodium menghasilkan warna biru pekat.




























DAFTAR PUSTAKA


POEDJIADI, ANA. 1994. DASAR-DASAR BIOKIMIA. JAKARTA: UNIVERSITAS INDONESIA PRESS

THENAWIJAYA, MAGGY. 1982. DASAR-DASAR BIOKIMIA JILID 1. JAKARTA: ERLANGGA

CAMPBELL, NEIL A, AT ALL. 2002. BIOLOGI JILID 1 EDISI KELIMA.  JAKARTA: ERLANGGA